Sabtu, 14 Januari 2012

tugas herbarium


HERBARIUM
LAPORAN
Oleh :
ANDI SYAHPUTRA
110301004
AGROEKOTEKNOLOGI 1
1A
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Morfologi dan Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Ditugaskan oleh :
Dosen Penanggung Jawab
( Ir. Lisa Mawarni, MP. )
NIP : 19640526 198903 2 003
Disetujui Oleh :                                                                    Diperiksa Oleh:
     Asisten Koordinator                                                                Asisten Korektor
( Syafrizal )                                                                         ( Hendra Sirait )
NIM : 090301201                                                                    NIM : 070301011
LABORATORIUM MORFOLOGI DAN TAKSONOMI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012







Mimosa pudica  L.


I.Sistematika Bahan                                                    

Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Spermatophyta
Subdivisio               : Angiospermae
Kelas                       : Dicotyledoneae
Ordo                                    : Mimosales
Family                     : Mimosaceae
Genus                      : Mimosa
Spesies                     : Mimosa pudica  L    
                                      Putri malu (nama daerah)
                                           

II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
       Akar putri malu (Mimosa pudica  L.) termasuk akar tunggang (radix primaria) yang berasal dari akar lembaga (radicula)   yang memiliki banyak serabut akar (fibrilla radicalis) dan rambut-rambut akar (pilus radicalis) serta dilengkapi dengan tudung akar (calyptra).

b. Batang
       Batang putri malu (Mimosa pudica  L.) tumbuh merayap di atas tanah, miring atau tegak dengan tingginya 30-150 cm dan ditumbuhi buku-buku halus (pilus) yang agak panjang dan duri (spina) yang keras. Batang  berwarna  hijau  dan  keras  serta  memiliki  banyak cabang (ramus).

c.  Daun
       Daun putri malu (Mimosa pudica  L.) menyirip ganda (bipinnatus) dengan empat atau dua pasang sirip yang tersusun di ujung tangkai ibu daun (petiolus communis). Ibu tangkai  daun (petiolus communis) memiliki bulu halus dan tidak berduri, dengan panjang 2-3 cm.

d. Bunga
       Bunga putri malu (Mimosa pudica  L.) tidak terdapat kelopak bunga (calyx) ataupun jika ada ukurannya sangat kecil. Daun mahkota (petala) berlekatan satu sama lain (gamopetalous) dengan panjangnya 1,5-2 mm dan panjang benang sarinya 4,5-6 mm yang berwarna merah jambu.

e. Buah
       Buah putri malu (Mimosa pudica  L.) tersusun agak rapat dan berupa karangan di ujung tangkai dengan jumlah buah yang beragam. Panjang buah dapat berkisar  1-2 cm,  lebarnya  kurang  lebih  4 mm.


f. Biji
Biji putri malu berbentuk bulat, biasanya berwarna hijau dan dipermukaan bijinya dikelilingi duri” yang halus dsan biji putri malu apabila sudah tua berwarna kecoklatan.


III. Jalan Tabel

1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b,  9b,  10b,  11b,  12b,
13b,14b,15b, 197a, 198b, 200b, 201a                          : Mimosaceae (Family).
1b, 6a                                                                            : Mimosa (genus).
1a                                                                                  : Mimosa pudica L (spesies)

IV.Daftar Pustaka

Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

­_____________. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji, Susunan Luar. N. V. Poesaka Aseli, Jakarta.

____________. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.














Kyllinga monocephala R.


I. Sistematika Bahan

Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Spermatophyta
Subdivisio                : Angiospermae
Kelas                        : Monocotyledoneae
Ordo                                    : Cyperales
Family                      : Cyperaceae
Genus                      : Kyllinga
Spesies                     : Kyllinga monocephala R.    
                                     Teki Udel-udelan (nama daerah)


II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
    Akar Teki udel-udelan ( Kyllinga monocephala R. ) merupakan rimpang pendek yang beruas-ruas teratur. Akar udel-udelan  memiliki  percabangan  yang  merayap.  Rimpang  yang  dimiliki  udel-udelan ini berwarna merah.

b. Batang
    Batang Teki  udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) memiliki bentuk persegitiga yang tajam dengan tinggi batang 0,1-0,5 m. Warna pada  batang  udel-udelan  kerap  kali  berwarna  hijau  dan biasanya batang udel-udelan tidak melakukan percabangan.

c. Daun
    Daun Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) memiliki panjang 2-4 cm dengan bentuk garis sempit. Lebar daun  udel-udelan  ini  2-4 mm,  dan  juga  terdapat  daun  pembalut  yang  menutupi pelepah dan bongkol semu yang berbentuk kerucut.

d. Bunga
     Bunga Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) berbentuk bulat yang berwarna putih. Bunga udel-udelan ini biasanya duduk di ujung pucuk pangkal dan terdapat banyak bulir.

e. Bulir
       Bulir Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) berbentuk bulat telur dengan panjang 3-3,5 mm dan  berwarna coklat  muda  serta  berjerawat halus. Buahnya ini terletak di tengah-tengah daun dan bunga.




III. Jalan Tabel

        1b, 2b, 3b, 4a, 5b                                                : Cyperaceae (Family).
1b, 2a                                                        : Kyllinga (Genus).                
         2                                                                           : Kyllinga monocephala R. (Spesies).


IV.Daftar Pustaka

Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

­_____________. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji, Susunan Luar. N. V. Poesaka Aseli, Jakarta.

____________. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta,                                               Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.





















Passiflora foetida L.


I. Sistematika Bahan

Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Spermatophyta
Subdivisio                : Angiospermae
Kelas                        : Dicotyledonae
Ordo                                    : Violales
Family                      : Passifloraceae
Genus                      : Passiflora
Spesies                     : Passiflora foetida L  
                                      Rambusa (nama daerah)

           
II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
       Akar rambusa (Passiflora foetida L.) bentuknya serabut, kuning kecoklatan dan menjalar,akar rambusa biasanya menjalar pada tanaman lain.akar rambusa banyak terdapat bulu – bulu halus.

b. Batang
       Batang rambusa (Passiflora foetida L.) tumbuh menjalar atau memanjat, agak lunak, berpenampang bulat, di tumbuhi rambut-rambut yang rapat, panjangnya 1,5-5 m.
                                                 
c. Daun
       Daun rambusa (Passiflora foetida L.) helai daun berbentuk hati dengan tiga tonjolan membulat yang ujungnya runcing, tonjolan di tengah lebih besar, permukaannya berambut halus dan rapat, ukurannya 4,5-14,5 cm panjang dan 3,5-13 cm lebar, tangkai daun berambut halus dan rapat, panjangnya 2-10 cm.

d. Bunga
       Bunga rambusa (Passiflora foetida L.) tunggal, di ketiak daun, merupakan bunga sempurna (hermaprodit), helaian ganda, kelopak lonjong, berlepasan, ujung membulat,panjang 2-3 cm, hijau, benang sari jumlah banyak, ungu, mahkota berlepasan, bentuk oval, ujung membulat.

e. Buah
       Buah rambusa (Passiflora foetida L.) buni, bulat, diameter 5-8 cm, permukaan licin, sewaktu muda ungu, setelah tua kuning oranye.

f. Biji
Biji rambusa (Passiflora foetida L.) bentuk bulat pipih, berselaput keras, hitam.biji rambusa di kelilingi oleh daging nya.


III. Jalan Tabel

1b, 2a, 27a, 29b, 30b, 31a                                   :  Passifloraceae (Family).
1                                                                           :  Passiflora (Genus).
                                                                                     :  Passiflora foetida L. (Spesies).


IV. Daftar Pustaka

Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

­_____________. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji, Susunan Luar. N. V. Poesaka Aseli, Jakarta.

____________. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.













Asystasia intrusa Bl.

I. Sistematika Bahan
Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Spermatophyta
Subdivisio                : Angiospermae
Kelas                        : Dicotyledonae
Ordo                                    : Acanthales
Family                      : Acanthaceae
Genus                      : Asystasia
Spesies                     : Asystasia intrusa Bl.
  Rumput ganda rusa (nama daerah)


II. Morfologi Tumbuhan
a. Akar
       Akar rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) termasuk sistem perakaran serabut.

b. Batang
       Batang rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) tumbuh tegak ataupun serong, tinggi 0,5-1,3 cm, membentuk cabang, batang segi empat dan terkadang menjalar.

c. Daun
       Daun rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) tepi daun bergelombang dengan ujung daun runcing, pertulangan daun menyirip, daun berbentuk bulat telur dan tangkai daun 1-3 cm.

d. Bunga
       Bunga rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) sumbu tangkai karangan bunga segi empat, tersusun dalam tandan yang cukup rapat seperti bulir, mahkota bunga kuning muda, tangkai bunga pendek.

e. Buah
       Buah rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) buah kotak berambut cukup tebal dan bentuknya memanjang.

f. Biji
Biji rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) kecil, berwarna hitam, dan     kebanyakan 4.



III. Jalan Tabel

Gol 4 41b, 42b, 43a, 44b, 45a, 46b, 47b             : Acanthaceae (Family).
1a, 2a, 3a, 4b                                                       : Asystasia (Genus).
4                                                                                :Asystasia intrusa Bl (Spesies)


IV. Daftar Pustaka


Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

­_____________. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji, Susunan Luar. N. V. Poesaka Aseli, Jakarta.

____________. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.




















Paspalum conjugatum Berg.


I.Sistematika Bahan

Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Spermatophyta
Subdivisio                : Angiospermae
Kelas                        : Monocotyledoneae
Ordo                                    : Poales
Family                      : Poaceae
Genus                      : Paspalum
Spesies                     : Paspalum conjugatum Berg.            
                                      Jukut Pahit (nama daerah)


II. Morfologi Tumbuhan
a. Akar
       Akar Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) merupakan akar serabut (radix adventica) yang halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti benang (filiformis) serta tidak memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra).

b. Batang
Batang Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) agak pipih (phyllocladium) dengan tinggi 20-75 cm, serta tidak berbulu. Warnanya hijau bercorak ungu, tumbuh tegak (erectus) dan termasuk batang rumput (calmus). Permukaan batang berusuk (costatus) dimana terdapat rigi-rigi yang membujur.

c. Daun
Daun Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) memiliki helai daun berbentuk pita (ligulatus) dengan ujung daun runcing (acutus). Serta berbulu di sepanjang tepinya dan pada permukannya. Pangkal daun membulat (rotundatus), dengan panjang daun berkisar 2,5-37,5 cm dan lebar 6-16 mm. Selain itu, tepi daun tampak berombak (repandus).

d. Bunga
Bunga Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) termasuk tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) yang tumbuh pada ujung batang (flos terminalis). Selain itu, ibu tangkai bunga tidak bercabang-cabang, sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya.





III. Jalan Tabel

            1b, 2b, 3b. 4a, 5a                                               :Gramineae (Family)
            1b, 2b, 3a, 5b, 6b, 9b, 10b, 12b, 13a, 14a         : Paspalum ( Genus )
            11                                                                      : Paspalum conjugatum Berg.


IV. Daftar Pustaka

Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

­_____________. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji, Susunan Luar. N. V. Poesaka Aseli, Jakarta.

____________. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


                                                                                              





                                 
                                   











Leersia hexandra Sw.


I.Sistematika Bahan

Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Spermatophyta
Subdivisio                : Angiospermae
Kelas                        : Monocotyledonae
Ordo                                    : Poales
Family                      : Poaceae
Genus                      : Leersia
Spesies                     : Leersia hexandra Sw.
                                      Kalamenta (nama daerah)


II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar     
Akar kalamenta ( Leersia hexandra Sw. ) merupakan rimpang pendek yang beruas-ruas teratur. Akar udel-udelan  memiliki  percabangan  yang  merayap.  Rimpang  yang  dimiliki  udel-udelan ini berwarna merah.

b. Batang
Batang kalamenta (Leersia hexandra Sw.) batang pada pangkalnya kerap kali merayap dan dapat berakar, tinggi 0,2-1,5 m, batang langsing, berongga, berusuk.

c. Daun
Daun kalamenta (Leersia hexandra Sw.) pelepah daun terasa kasar kalau digesek keatas, lidah besar, panjang 4-9 mm. Helaian daun berbentuk garis, tepi kasar, hijau kebiruan, cukup kaku.

d. Bunga
       Bunga kalamenta (Leersia hexandra Sw.) anak bulirnya bertangkai pendek ,pada ujung cabang samping tersusun dalam baris yang rangkap, menutup secara genting ,termasuk pangkal yang membesar,panjangnya lebih kurang 4 mm,tangkai putik 2; kepala putik besar,sekam dengan baris rambut sikat yang mengarah ke atas,tidak berjarum.

III. Jalan Tabel
1b, 2b, 3b, 4a, 5a                                                 : Gramineae (Family).
1b, 2c, 18b, 20a, 21b, 22a                                   : Leersia (Genus).
                                                                                    :Leersia hexandra Sw. (Spesies).



IV. Daftar Pustaka

Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

­_____________. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji, Susunan Luar. N. V. Poesaka Aseli, Jakarta.

____________. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

















Emilia sonchifolia (L.) DC.


I. Sistematika Bahan                         
Kingdom                 : Plantae
Divisio                     : Spermatophyta
Subdivisio                : Angiospermae
Kelas                        : Dicotyledoneae
Ordo                                    : Asterales
Family                      : Compositae
Genus                      : Emilia
Spesies                     : Emilia sonchifolia (L.) DC.              
                                      Temu Wiyang (nama daerah)


II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
       Akar Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) merupakan akar tunggang (radix primaria) yang halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti benang (filiformis) serta tidak memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra).

b. Batang
Batang Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) tegak lurus atau merunduk di dasar dan seringkali bercabang, seringkali berwarna kuat keungu-unguan, tinggi mencapai 10-40 cm, bulat padat dan berwarna hijau, tangkai halus, kokoh, berbulu halus atau hempir begitu, laticiferous, panjang antar buku 2-6 cm.

c. Daun
Daun Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) daun berwarna hijau di bagian atasnya, lebih muda atau keungu-unguan di bagian bawah, rata atau sebagian bergigi, tersusun memilin, melekat, 4-16 x 1-8 cm, yang lebih atas lebih kecil, daun yang lebih rendah biasanya beroset; daun yang lebih rendah sebagian terlewati dengan tiba-tiba atau pada akhirnya menjadi hampir sirkuler, bentuk ginjal atau bulat telur, bersegi tiga-bulat telur atau bentuk telur sungsang bergigi pada bagian atasnya; daun yang lebih tinggi seringkali berbentuk lira berbagi, pada bagian yang jauh lebih sempit menurun dengan beberapa gigi bersegi tiga dan bulat telur belah ketupat, kurang lebih ujung baga bergigi kasar; daun atas memeluk batang, bentuk panah, seringkali sedikit dan terkadang bergigi kasar; semua daunya lancip atau menyebar dari dasar aurikel dan ujung agak tumpul, berbulu halus atau hampir begitu; daun yang lebih rendah sedikit bertangkai, pada tanaman juwana seringkali dengan rambut putih jelas.



d. Bunga
Bunga Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) bongkol bunga heterogamous, di ujung, pada awalnya berbentuk silinder, kemudian berdasar gelendut, panjang 8-17 mm, beberapa bersamaan membentuk lepasan, biasanya beribu gagang malai rata ppanjang; ibu gagang berbentuk silinder,berbulu halus, panjang 1.5-10 cm; pembalut berbentuk silinder atau setengah tumpul, daun gagang 7-10, beruntutan tunggal, bergaris tepi tembus cahaya, tegak lurus, berpautan, kemudian bebas dan terterum tanpa daun gagang kecil sebagai dasar, dengan ujung segitiga, agak lurus melebar, pada akhirnya menjadi cembung.

     e. Biji
       Biji Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) yang masak berwarna kehitam-hitaman, panjangnya 1,5-3 mm, permukaanya berambut halus dan pendek, di puncaknya terdapat karangan bulu halus/papus berwarna putih panjangnya 3-7 mm.


III. Jalan Tabel

     41b, 42b, 43a, 44b, 45a, 46a,                                 : Compositae (Family)
1a, 2b, 3b, 4b, 5a, 6a, 7a,                                       : Emilia ( Genus )
: Emilia sonchifolia (L.) DC.


IV. Daftar Pustaka


Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

­_____________. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji, Susunan Luar. N. V. Poesaka Aseli, Jakarta.

____________. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar